INFORMASI PENDIDIKAN

Informasi Pendidikan Sekolah Indonesia

Showing posts with label Sekolah. Show all posts

Tuesday, 7 August 2018

Zonasi Sekolah, Siswa Berprestasi Akan Merata?

1 comment :
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pemerintah akan mulai menerapkan sistem zonasi sekolah mulai tahun ajaran 2017/2018. Beliau mengatakan bahwa hal ini dilakukan untuk mengurangi minat pelajar yang berbondong - bondong untuk mendaftar di sekolah favorit yang jauh dari tempat mereka berdomisili.
"Semua sekolah harus menjadi favorit. Dengan cara zonasi itu dapat mengatasi timbulnya sekolah favorit."
 Sekolah Favorit menurut saya adalah apresiasi yang diberikan kepada suatu sekolah yang memang memiliki kelebihan dalam memberikan pelayanan pendidikan baik itu kepada siswa, orang tua dan juga kepada wali murid. Sekolah favorit bukanlah diberikan oleh pemerintah kepada suatu sekolah, akan tetapi merupakan salah satu bentuk apresiasi dari masyarakat akan prestasi yang telah ditunjukkan oleh sekolah itu.

Apapun keputusan menteri pendikan tersebut, kita wajib memberikan apresiasi. Dari sudut pandang saya, dengan adanya sistem zonasi ini ada beberapa kelebihan diantaranya :
  1. Siswa dapat dengan mudah menjangkau sekolah mereka tanpa harus berangkat pagi - pagi sekali, sehingga proses belajar mengajar lebih efektif.
  2. Berkurangnya pungli disekolah. Hal ini bukan lagi menjadi rahasia, karena banyaknya orang tua siswa yang mempu rela untuk membayar lebih agar anaknya dapat sekolah di sekolah favorit.
  3. Pemerataan siswa yang berprestasi. Hal ini juga hendaknya menjadi keuntungan tersendiri bagi pemerintah setempat, karena dapat mengirimkan wakilnya dari beberapa sekolah didaerah mereka secara merata.
  4. Tenaga Pendidik akan lebih mudah mengontrol dan cek siswa yang tidak masuk atau bolos sekolah. Hal ini dikarenakan siswa di sekolah tersebut berada di zona sekolah tersebut.
Mengenai point pemerataan siswa berprestasi mungkin masih bisa diperdebatkan, hal ini tidak terlepas dari peran pembimbing disekolah dan manajemen sekolah yang baik. 
Kita berharap agar sistem pendidikan di negara ini menjadi lebih baik dengan adanya ide - ide disertai dengan kajian yang lebih mendalam lagi. Maju terus pendidikan di Indonesia..!!

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pemerintah akan mulai menerapkan sistem zonasi sekolah mulai tahun ajaran 2017/2018. Beliau mengatakan bahwa hal ini dilakukan untuk mengurangi minat pelajar yang berbondong - bondong untuk mendaftar di sekolah favorit yang jauh dari tempat mereka berdomisili.
"Semua sekolah harus menjadi favorit. Dengan cara zonasi itu dapat mengatasi timbulnya sekolah favorit."
 Sekolah Favorit menurut saya adalah apresiasi yang diberikan kepada suatu sekolah yang memang memiliki kelebihan dalam memberikan pelayanan pendidikan baik itu kepada siswa, orang tua dan juga kepada wali murid. Sekolah favorit bukanlah diberikan oleh pemerintah kepada suatu sekolah, akan tetapi merupakan salah satu bentuk apresiasi dari masyarakat akan prestasi yang telah ditunjukkan oleh sekolah itu.

Apapun keputusan menteri pendikan tersebut, kita wajib memberikan apresiasi. Dari sudut pandang saya, dengan adanya sistem zonasi ini ada beberapa kelebihan diantaranya :
  1. Siswa dapat dengan mudah menjangkau sekolah mereka tanpa harus berangkat pagi - pagi sekali, sehingga proses belajar mengajar lebih efektif.
  2. Berkurangnya pungli disekolah. Hal ini bukan lagi menjadi rahasia, karena banyaknya orang tua siswa yang mempu rela untuk membayar lebih agar anaknya dapat sekolah di sekolah favorit.
  3. Pemerataan siswa yang berprestasi. Hal ini juga hendaknya menjadi keuntungan tersendiri bagi pemerintah setempat, karena dapat mengirimkan wakilnya dari beberapa sekolah didaerah mereka secara merata.
  4. Tenaga Pendidik akan lebih mudah mengontrol dan cek siswa yang tidak masuk atau bolos sekolah. Hal ini dikarenakan siswa di sekolah tersebut berada di zona sekolah tersebut.
Mengenai point pemerataan siswa berprestasi mungkin masih bisa diperdebatkan, hal ini tidak terlepas dari peran pembimbing disekolah dan manajemen sekolah yang baik. 
Kita berharap agar sistem pendidikan di negara ini menjadi lebih baik dengan adanya ide - ide disertai dengan kajian yang lebih mendalam lagi. Maju terus pendidikan di Indonesia..!!

Friday, 26 January 2018

Tugas dan Fungsi Pokok Operator Sekolah

No comments :

Operator Sekolah

Adalah seseorang yang diberikan tugas untuk memberikan data sekolah secara lengkap dan akurat dan dikirimkan kepada server yang ada di pusat. Operator sekolah biasanya merangkap sebagai karyawan tata usaha ataupun guru sekolah. Posisinya juga berada di bawah kepala sekolah dan fungsinya untuk membantu tugas kepala sekolah.
Pada saat ini, operator sekolah tidak hanya menangani pengisian data dapodik, akan tetapi juga menghandle segala aktifitas yang membutuhkan inputan data secara online.

Berikut adalah fungsi pokok tata usaha :
  1. Tugas Administrasi
  • Menyimpan berkas yang berhubungan dengan pendataan dan database
  • Melengkapi administrasi dan menginput data sesuai dengan berkas yang ada
  • Menyimpan dan merangkum segala berkas dan file yang berkaitan dengan administrasi dan pelaporan
  • Memberikan laporan kinerja selama bertugas secara berkala kepada kepala sekolah
  1. Tugas Teknologi dan Informasi
  • Mengoperasikan komputer dan peralatan TIK di sekolah
  • Memanfaatkan segala teknologi untuk urusan administrasi kepegawaian dan siswa di sekolah
  • Memanfaatkan sarana teknologi untuk memberikan informasi secara realtime ke server pusat
  1. Tugas Pendataan Dapodik
  • Enty data
  • Validasi
  • Updating 
  • Sinkronisasi

Operator Sekolah

Adalah seseorang yang diberikan tugas untuk memberikan data sekolah secara lengkap dan akurat dan dikirimkan kepada server yang ada di pusat. Operator sekolah biasanya merangkap sebagai karyawan tata usaha ataupun guru sekolah. Posisinya juga berada di bawah kepala sekolah dan fungsinya untuk membantu tugas kepala sekolah.
Pada saat ini, operator sekolah tidak hanya menangani pengisian data dapodik, akan tetapi juga menghandle segala aktifitas yang membutuhkan inputan data secara online.

Berikut adalah fungsi pokok tata usaha :
  1. Tugas Administrasi
  • Menyimpan berkas yang berhubungan dengan pendataan dan database
  • Melengkapi administrasi dan menginput data sesuai dengan berkas yang ada
  • Menyimpan dan merangkum segala berkas dan file yang berkaitan dengan administrasi dan pelaporan
  • Memberikan laporan kinerja selama bertugas secara berkala kepada kepala sekolah
  1. Tugas Teknologi dan Informasi
  • Mengoperasikan komputer dan peralatan TIK di sekolah
  • Memanfaatkan segala teknologi untuk urusan administrasi kepegawaian dan siswa di sekolah
  • Memanfaatkan sarana teknologi untuk memberikan informasi secara realtime ke server pusat
  1. Tugas Pendataan Dapodik
  • Enty data
  • Validasi
  • Updating 
  • Sinkronisasi

Tuesday, 8 November 2016

Apa yang Salah dengan Pendidikan di Indonesia?

No comments :
Pendidikan seperti yang sudah dijelaskan pada postingan saya yang terdahulu merupakan salah satu upaya agar manusia Indonesia menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Salah satu manfaat pendidikan itupun baru kita rasakan setelah kita menamatkan pendidikan tersebut. Lalu bagaimana dan apa yang harus dibenahi dalam pendidikan di Indonesia ini? Ini merupakan pertanyaan yang sangat klasik dan menjadi perbincangan yang tidak ada habisnya. Bagaimana dan apa sistem pendidikan terbaik di Indonesia sendiri masih dicarikan rumus dan solusinya oleh bapak - bapak pejabat kita yang terhormat. Kita tentu harus menunggu hasil dari keputusan yang akan diambil oleh bapak - bapak wakil rakyat yang ada di MPR.
Kembali ke permasalahan utama tentang pendidikan di Indonesia, setelah mengetahui banyak PR yang harus diselesaikan kita seharusnya berusaha untuk melakukan perubahan - perubahan ke arah yang lebih baik ini dimulai dari kita sendiri. Menurut saya, permasalahan utama dalam pendidikan di Indonesia ini adalah masyarakatnya. Kenapa saya bisa berfikiran seperti itu? Bila kita mau jujur dan terbuka pada diri kita masing - masing, kita akan menemukan masalah - masalah itu muncul dari kita sendiri dimulai dari keegoisan diri kita yang menginginkan pendidikan terbaik untuk anak - anak dan generasi penerus kita, padahal kita sendiri tidak memberikan pendidikan dasar terbaik untuk akhlak dan karakter anak - anak kita pada saat mereka masih kecil. Kita selalu disibukkan dengan pekerjaan dan rutinitas masing - masing dan memberikan tugas ini kepada pengasuh atau nenek mereka, seolah - olah kita lupa betapa pentingnya menanamkan sikap dan perilaku terbaik untuk anak - anak dimulai dari keluarga kecil mereka. Kejadian seperti ini mulai terjadi karena masalah ekonomi, yaaa ekonomi dianggap sebagai biang kerok yang dijadikan oleh sebagian orang tua sehingga mereka melupakan tugas dan tanggung jawab mereka kepada anak - anak mereka.

Sekolah sebagai tumbal

Rentetan dari kejadian seperti yang telah kita bahas diatas adalah tingginya keinginan dari orang tua agar anak - anak mereka untuk mendapatkan pendidikan "berkualitas" dan terbaik. Lalu seperti apakah ciri - ciri pendidikan atau sekolah yang terbaik itu.? Itupun merupakan jawaban yang sangat sulit. Kita sering membandingkan sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem pendidikan di negara - negara lain. Yang kita lupakan pada saat ini adalah jati diri kita sebagai warga negara Indonesia. Kita tidak hanya bisa semerta - merta membandingkan pendidikan di negara kita ini dengan negara lain karena kita memiliki kultur dan kebudayaan yang berbeda. Kita tidak bisa semerta - merta meminta pendidikan di Indonesia di sama ratakan dengan pendidikan yang ada di negara lain. Kita memiliki sumber daya dan kemampuan yang berbeda - beda tiap negara dan wilayah. Contoh kecilnya adalah membandingkan pendidikan di Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia Bagian Timur. Ini merupakan perbandingan yang tidak seimbang, Fasilitas antara Indonesia Barat dengan Indonesia Timur sangat berbeda. Perbedaan ini mengakibatkan kemampuan untuk berkembang antara pendidikan di wilayah barat tentu tidak bisa disamakan dengan pendidikan di wilayah timur. 
Hal ini juga berlaku apabila kita membandingkan pendidikan yang diberikan di Indonesia kalah jauh dari Amerika Serikat atau Finlandia dari segi fasilitas dan tenaga pendidik. Dari beberapa blog yang saya kunjungi selalu mebandingkan pendidikan di Indonesia dengan pendidikan di luar negeri. Menurut saya ini tidak perlu dilakukan, kenapa kita tidak meminta agar pendidikan kita bisa di contoh dan di tiru oleh negara lain saja? beberapa contoh perbandingan yang sering dilakukan adalah:
  • Guru di Finlandia wajib S2. Bagaimana dengan di Indonesia? S2 tidak harus menjadi suatu ukuran kalau menurut saya, yang kita butuhkan sekarang ini adalah guru yang bisa mengerti bagaimana pribadi siswa dan anak didiknya seperti yang telah saya bahas pada artikel "Tipe Guru yang dibutuhkan di Indonesia"
  • Jam belajar di Finlandia hanya 5 jam sehari. Itu di Finlandia yang memiliki iklim dingin, melakukan aktifiats diluar rumah selama lebih dari 6 jam akan membuat otak mereka beku. Di Indonesia kita bisa memanfaatkan waktu yang lebih lama karena kita memiliki ilkim tropis dengan waktu panas dan dingin yang merata selama 12 jam. Apabila kita menerapkan ini, ini merupakan pemborosan waktu bagi anak - anak kita yang bisa melakukan aktifitas lain yang lebih bermanfaat di sekolah mereka masing - masing.
  • Di Finlandia ulangan hanya dilakukan pada waktu sudah memasuki usia SMP, di Indonesia dilakukan ulangan dimulai dari SD. Lalu apa yang salah dengan itu? Tidak ada yang salah, hal ini tentu lebih bagus apabila kita bisa memberikan tantangan dan cobaan seperti halnya ujian sekolah di waktu sedini mungkin.
  • Di Amerika libur sekolah lebih banyak. Hal ini sama dengan jam belajar di Finlandia seperti yang telah diutarakan pada point 2. Mereka memiliki 4 iklim yang tentu saja mereka memiliki iklim dingin yang sangat sulit untuk berktifitas pada iklim ini. Lebih baik pendidikan diliburkan dari pada mereka susah untuk bepergian ke sekolah dalam kondisi dingin seperti itu. Tapi lihat di Indonesia, mau hujan badai-pun kita harus kesekolah. Efeknya bisa kita lihat bahwa masyarakat Indonesia bisa lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan manapun. Kita bisa buktikan itu sekarang dimana banyaknya masyarakat Indonesia yang mampu bersaing dengan masyarat asing di negara mereka sendiri. Ini dikarenakan sistem pendidikan di Indonesia secara tidak langsung telah memberikan pelajaran berharga tentang "Kerja Keras" dan "Pantang Menyerah".

Hasil perbandingan

Bila kita sudah membahas bagaimana sistem penerapan pendidikan di Finlandia dan Amerika pada tulisan di atas, sekarang kita bisa melihat output atau hasil dari pendidikan di Indonesia. Saya akan memberikan beberapa hasil positif pendidikan di Indonesia :
  • Banyaknya SDM dari Indonesia yang terkenal kreatif dan ulet. Ini bisa dibuktikan dengan banyaknya UKM - UKM kreatif di Indonesia yang mengekspor hasil kreatifitas mereka dan diterima di negara - negara lain.
  • Hacker Indonesia di segani oleh hacker negara lain. Kalau yang ini saya belum memiliki banyak artikel dan tidak dapat dijadikan acuan.
  • Banyak WNI di daerah lain yang bisa sukses di negara lain dibandingkan WNA yang sukses di negara kita.
  • Turis asing senang dengan budi pekerti dan kepribadian masyarakat Indonesia. Ini bukan rahasia lagi kalau Indonesia terkenal dengan keramah - tamahannya. Lalu dimana letak kesalahan sistem pendidikan kita?
  • Banyaknya koruptor di Indonesia. Apakah di negara lain tidak ada koruptor? Kenapa koruptor kita banyak dari negara lain? Karena indonesia termasuk negara dengan penduduk 5 terbanyak di dunia. Koruptor di China dan Taiwan juga banyak karena mereka memiliki pemimpin yang sesuai dengan jumlah masyarakat mereka. Jika kita ingin koruptor dikurangi, cobalah untuk mengurangi jumlah pemimpin kita. tentu jumlah koruptor yang muncul juga akan berkurang..Hahahahaha..
Inti dari postingan kali ini adalah, tidak ada yang salah dengan pendidikan di Indonesia. Saya sebagai Warga Negara Indonesia mengaku bangga dengan sistem pendidikan yang sudah ada sekarang ini. Apabila kita ingin membandingkan pendidikan kita dengan negara lain, pilihkan perbandingan yang sesuai seperti dengan negara - negara tetangga yang memiliki akar kebudayaan yang mirip. Tentu perubahan sistem pendidikan kita akan lebih mudah diterapkan karena sudah mengakar sejak kecil.Pendidikan juga tidak selalu tentang sekolah, pendidikan bisa dimulai dari keluarga kecil kita sendiri, bagaimana dan seperti apa keturunan kita nantinya tergantung bagaimana mereka dididik oleh keluarga mereka. 
Pendidikan seperti yang sudah dijelaskan pada postingan saya yang terdahulu merupakan salah satu upaya agar manusia Indonesia menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Salah satu manfaat pendidikan itupun baru kita rasakan setelah kita menamatkan pendidikan tersebut. Lalu bagaimana dan apa yang harus dibenahi dalam pendidikan di Indonesia ini? Ini merupakan pertanyaan yang sangat klasik dan menjadi perbincangan yang tidak ada habisnya. Bagaimana dan apa sistem pendidikan terbaik di Indonesia sendiri masih dicarikan rumus dan solusinya oleh bapak - bapak pejabat kita yang terhormat. Kita tentu harus menunggu hasil dari keputusan yang akan diambil oleh bapak - bapak wakil rakyat yang ada di MPR.
Kembali ke permasalahan utama tentang pendidikan di Indonesia, setelah mengetahui banyak PR yang harus diselesaikan kita seharusnya berusaha untuk melakukan perubahan - perubahan ke arah yang lebih baik ini dimulai dari kita sendiri. Menurut saya, permasalahan utama dalam pendidikan di Indonesia ini adalah masyarakatnya. Kenapa saya bisa berfikiran seperti itu? Bila kita mau jujur dan terbuka pada diri kita masing - masing, kita akan menemukan masalah - masalah itu muncul dari kita sendiri dimulai dari keegoisan diri kita yang menginginkan pendidikan terbaik untuk anak - anak dan generasi penerus kita, padahal kita sendiri tidak memberikan pendidikan dasar terbaik untuk akhlak dan karakter anak - anak kita pada saat mereka masih kecil. Kita selalu disibukkan dengan pekerjaan dan rutinitas masing - masing dan memberikan tugas ini kepada pengasuh atau nenek mereka, seolah - olah kita lupa betapa pentingnya menanamkan sikap dan perilaku terbaik untuk anak - anak dimulai dari keluarga kecil mereka. Kejadian seperti ini mulai terjadi karena masalah ekonomi, yaaa ekonomi dianggap sebagai biang kerok yang dijadikan oleh sebagian orang tua sehingga mereka melupakan tugas dan tanggung jawab mereka kepada anak - anak mereka.

Sekolah sebagai tumbal

Rentetan dari kejadian seperti yang telah kita bahas diatas adalah tingginya keinginan dari orang tua agar anak - anak mereka untuk mendapatkan pendidikan "berkualitas" dan terbaik. Lalu seperti apakah ciri - ciri pendidikan atau sekolah yang terbaik itu.? Itupun merupakan jawaban yang sangat sulit. Kita sering membandingkan sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem pendidikan di negara - negara lain. Yang kita lupakan pada saat ini adalah jati diri kita sebagai warga negara Indonesia. Kita tidak hanya bisa semerta - merta membandingkan pendidikan di negara kita ini dengan negara lain karena kita memiliki kultur dan kebudayaan yang berbeda. Kita tidak bisa semerta - merta meminta pendidikan di Indonesia di sama ratakan dengan pendidikan yang ada di negara lain. Kita memiliki sumber daya dan kemampuan yang berbeda - beda tiap negara dan wilayah. Contoh kecilnya adalah membandingkan pendidikan di Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia Bagian Timur. Ini merupakan perbandingan yang tidak seimbang, Fasilitas antara Indonesia Barat dengan Indonesia Timur sangat berbeda. Perbedaan ini mengakibatkan kemampuan untuk berkembang antara pendidikan di wilayah barat tentu tidak bisa disamakan dengan pendidikan di wilayah timur. 
Hal ini juga berlaku apabila kita membandingkan pendidikan yang diberikan di Indonesia kalah jauh dari Amerika Serikat atau Finlandia dari segi fasilitas dan tenaga pendidik. Dari beberapa blog yang saya kunjungi selalu mebandingkan pendidikan di Indonesia dengan pendidikan di luar negeri. Menurut saya ini tidak perlu dilakukan, kenapa kita tidak meminta agar pendidikan kita bisa di contoh dan di tiru oleh negara lain saja? beberapa contoh perbandingan yang sering dilakukan adalah:
  • Guru di Finlandia wajib S2. Bagaimana dengan di Indonesia? S2 tidak harus menjadi suatu ukuran kalau menurut saya, yang kita butuhkan sekarang ini adalah guru yang bisa mengerti bagaimana pribadi siswa dan anak didiknya seperti yang telah saya bahas pada artikel "Tipe Guru yang dibutuhkan di Indonesia"
  • Jam belajar di Finlandia hanya 5 jam sehari. Itu di Finlandia yang memiliki iklim dingin, melakukan aktifiats diluar rumah selama lebih dari 6 jam akan membuat otak mereka beku. Di Indonesia kita bisa memanfaatkan waktu yang lebih lama karena kita memiliki ilkim tropis dengan waktu panas dan dingin yang merata selama 12 jam. Apabila kita menerapkan ini, ini merupakan pemborosan waktu bagi anak - anak kita yang bisa melakukan aktifitas lain yang lebih bermanfaat di sekolah mereka masing - masing.
  • Di Finlandia ulangan hanya dilakukan pada waktu sudah memasuki usia SMP, di Indonesia dilakukan ulangan dimulai dari SD. Lalu apa yang salah dengan itu? Tidak ada yang salah, hal ini tentu lebih bagus apabila kita bisa memberikan tantangan dan cobaan seperti halnya ujian sekolah di waktu sedini mungkin.
  • Di Amerika libur sekolah lebih banyak. Hal ini sama dengan jam belajar di Finlandia seperti yang telah diutarakan pada point 2. Mereka memiliki 4 iklim yang tentu saja mereka memiliki iklim dingin yang sangat sulit untuk berktifitas pada iklim ini. Lebih baik pendidikan diliburkan dari pada mereka susah untuk bepergian ke sekolah dalam kondisi dingin seperti itu. Tapi lihat di Indonesia, mau hujan badai-pun kita harus kesekolah. Efeknya bisa kita lihat bahwa masyarakat Indonesia bisa lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan manapun. Kita bisa buktikan itu sekarang dimana banyaknya masyarakat Indonesia yang mampu bersaing dengan masyarat asing di negara mereka sendiri. Ini dikarenakan sistem pendidikan di Indonesia secara tidak langsung telah memberikan pelajaran berharga tentang "Kerja Keras" dan "Pantang Menyerah".

Hasil perbandingan

Bila kita sudah membahas bagaimana sistem penerapan pendidikan di Finlandia dan Amerika pada tulisan di atas, sekarang kita bisa melihat output atau hasil dari pendidikan di Indonesia. Saya akan memberikan beberapa hasil positif pendidikan di Indonesia :
  • Banyaknya SDM dari Indonesia yang terkenal kreatif dan ulet. Ini bisa dibuktikan dengan banyaknya UKM - UKM kreatif di Indonesia yang mengekspor hasil kreatifitas mereka dan diterima di negara - negara lain.
  • Hacker Indonesia di segani oleh hacker negara lain. Kalau yang ini saya belum memiliki banyak artikel dan tidak dapat dijadikan acuan.
  • Banyak WNI di daerah lain yang bisa sukses di negara lain dibandingkan WNA yang sukses di negara kita.
  • Turis asing senang dengan budi pekerti dan kepribadian masyarakat Indonesia. Ini bukan rahasia lagi kalau Indonesia terkenal dengan keramah - tamahannya. Lalu dimana letak kesalahan sistem pendidikan kita?
  • Banyaknya koruptor di Indonesia. Apakah di negara lain tidak ada koruptor? Kenapa koruptor kita banyak dari negara lain? Karena indonesia termasuk negara dengan penduduk 5 terbanyak di dunia. Koruptor di China dan Taiwan juga banyak karena mereka memiliki pemimpin yang sesuai dengan jumlah masyarakat mereka. Jika kita ingin koruptor dikurangi, cobalah untuk mengurangi jumlah pemimpin kita. tentu jumlah koruptor yang muncul juga akan berkurang..Hahahahaha..
Inti dari postingan kali ini adalah, tidak ada yang salah dengan pendidikan di Indonesia. Saya sebagai Warga Negara Indonesia mengaku bangga dengan sistem pendidikan yang sudah ada sekarang ini. Apabila kita ingin membandingkan pendidikan kita dengan negara lain, pilihkan perbandingan yang sesuai seperti dengan negara - negara tetangga yang memiliki akar kebudayaan yang mirip. Tentu perubahan sistem pendidikan kita akan lebih mudah diterapkan karena sudah mengakar sejak kecil.Pendidikan juga tidak selalu tentang sekolah, pendidikan bisa dimulai dari keluarga kecil kita sendiri, bagaimana dan seperti apa keturunan kita nantinya tergantung bagaimana mereka dididik oleh keluarga mereka.