Informasi Pendidikan Sekolah Indonesia

Friday, 4 November 2016

Pendidikan Berkarakter Untuk Membangun Indonesia yang Beradab

No comments :
Banyaknya perilaku yang menyimpang pada masa sekarang ini yang melibatkan siswa sebagai pelaku utama seperti seks bebas, video porno, penggunaan narkoba dan lain - lain menjadi tamparan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi tokoh - tokoh dunia seperti Mahatma Gandhi yang mengingatkan tentang salah satu dosa fatal adalah " education without character".  Bahkan pendidikan karakter inipun telah lama diajarkan oleh Bpk Ki Hajar Dewantara dengan pendidikan yang berpilar kepada Cipta, Rasa, dan Karsa yang berarti bahwa pendidikan bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan semata, akan tetapi juga memberikan nilai moral sehingga menghasilkan karya bagi kepentingan umat manusia.

Istilah Pendidikan Karakter

Secara etimologis, karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu Kharaseein yang berarti mengukir tanda di kertas atau lilin yang berfungsi sebagai pember (Bohlin. 2005). Dengan demikian karakter dapat diartikan sebagai sekumpulan kualitas atau karakteristik yang dapat digunakan untuk membedakan seseorang.
Karakter ini juga dipandang sebagai kepribadian dan prilaku. Salah satu definisi karakter yang lugas diberikan oleh Berkowitz (2002), yaitu sekumpulan karakteristik psikologis individu yang mempengaruhi kemampuan seseorang dan membantu dirinya untuk dapat berfungsi secara moral. Sedangkan moral itu sendiri adalah aturan dalam berperilaku dimana aturan tersebut berasal dari kesepakatan atau konsesus sosial yang bersifat universal (Damon, 1988).
Nucci & Narvaes (2008) menyatakan bahwa moral merupakan faktor determinan atau penentu pembentukan karakter seseorang. Oleh karena itu indikator manusia yang berkarakter moral adalah :
  1. Personal Improvement : Yaitu individu yang mempunyai kepribadian yang teguh terhadap aturan - aturan yang berlaku dan tidak mudah goyah oleh pengaruh lingkungan sosialnya.
  2. Social Skill : Yaitu kepekaan seseorang terhadap keadaan lingkungan sehingga lebih mementingkan kepentingan orang banyak diatas kepentingan pribadi dan golongan.
  3. Comprehensive Problem Solving : Yaitu kemampuan individu dalam mengatasi masalah dan konflik antara kepentingan pribadi dengan keadaan lingkungan yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. 

Nilai Nilai dalam Pendidikan Karakter

Ada 18 butir nilai nilai yang ditanamkan dalam pendidikan karakter yaitu :
  1. Religius
  2. Jujur
  3. Toleransi
  4. Disiplin
  5. Kerja Keras
  6. Kreatif
  7. Mandiri
  8. Demokratis
  9. Rasa Ingin Tahu
  10. Semangat Kebangsaan
  11. Cinta Tanah Air
  12. Menghargai Prestasi
  13. Bersahabat / Komuniktif
  14. Cinta Damai
  15. Gemar Membaca
  16. Peduli Lingkungan
  17. Peduli Sosial 
  18. Tanggung Jawab
Semua butir nilai nilai pendidikan karakter diatas diharapkan mampu mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri akan tetapi juga demi bangsa dan negara. Nilai nilai tersebut diharapkan dapat mengembangkan akhlak dan kepribadian siswa ke arah yang lebih baik sesuai dengan Undang - Undang dan aturan negara yang berlaku. Tentunya dengan menamkan nilai nilai tersebut moral bangsa yang sudah terlanjur rusak ini dapat diperbaiki untuk kemajuan dimasa yang akan datang.
Banyaknya perilaku yang menyimpang pada masa sekarang ini yang melibatkan siswa sebagai pelaku utama seperti seks bebas, video porno, penggunaan narkoba dan lain - lain menjadi tamparan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi tokoh - tokoh dunia seperti Mahatma Gandhi yang mengingatkan tentang salah satu dosa fatal adalah " education without character".  Bahkan pendidikan karakter inipun telah lama diajarkan oleh Bpk Ki Hajar Dewantara dengan pendidikan yang berpilar kepada Cipta, Rasa, dan Karsa yang berarti bahwa pendidikan bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan semata, akan tetapi juga memberikan nilai moral sehingga menghasilkan karya bagi kepentingan umat manusia.

Istilah Pendidikan Karakter

Secara etimologis, karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu Kharaseein yang berarti mengukir tanda di kertas atau lilin yang berfungsi sebagai pember (Bohlin. 2005). Dengan demikian karakter dapat diartikan sebagai sekumpulan kualitas atau karakteristik yang dapat digunakan untuk membedakan seseorang.
Karakter ini juga dipandang sebagai kepribadian dan prilaku. Salah satu definisi karakter yang lugas diberikan oleh Berkowitz (2002), yaitu sekumpulan karakteristik psikologis individu yang mempengaruhi kemampuan seseorang dan membantu dirinya untuk dapat berfungsi secara moral. Sedangkan moral itu sendiri adalah aturan dalam berperilaku dimana aturan tersebut berasal dari kesepakatan atau konsesus sosial yang bersifat universal (Damon, 1988).
Nucci & Narvaes (2008) menyatakan bahwa moral merupakan faktor determinan atau penentu pembentukan karakter seseorang. Oleh karena itu indikator manusia yang berkarakter moral adalah :
  1. Personal Improvement : Yaitu individu yang mempunyai kepribadian yang teguh terhadap aturan - aturan yang berlaku dan tidak mudah goyah oleh pengaruh lingkungan sosialnya.
  2. Social Skill : Yaitu kepekaan seseorang terhadap keadaan lingkungan sehingga lebih mementingkan kepentingan orang banyak diatas kepentingan pribadi dan golongan.
  3. Comprehensive Problem Solving : Yaitu kemampuan individu dalam mengatasi masalah dan konflik antara kepentingan pribadi dengan keadaan lingkungan yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. 

Nilai Nilai dalam Pendidikan Karakter

Ada 18 butir nilai nilai yang ditanamkan dalam pendidikan karakter yaitu :
  1. Religius
  2. Jujur
  3. Toleransi
  4. Disiplin
  5. Kerja Keras
  6. Kreatif
  7. Mandiri
  8. Demokratis
  9. Rasa Ingin Tahu
  10. Semangat Kebangsaan
  11. Cinta Tanah Air
  12. Menghargai Prestasi
  13. Bersahabat / Komuniktif
  14. Cinta Damai
  15. Gemar Membaca
  16. Peduli Lingkungan
  17. Peduli Sosial 
  18. Tanggung Jawab
Semua butir nilai nilai pendidikan karakter diatas diharapkan mampu mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri akan tetapi juga demi bangsa dan negara. Nilai nilai tersebut diharapkan dapat mengembangkan akhlak dan kepribadian siswa ke arah yang lebih baik sesuai dengan Undang - Undang dan aturan negara yang berlaku. Tentunya dengan menamkan nilai nilai tersebut moral bangsa yang sudah terlanjur rusak ini dapat diperbaiki untuk kemajuan dimasa yang akan datang.

No comments :

Post a Comment